Mas Gagah, Pergi Untuk Kembali

Mendengar nama Helvy Tiana Rosa, benak saya langsung dipenuhi berbagai macam perasaan. Senang, sedih, rindu..ya itulah yang saya rasakan. Sepertinya nama beliau membawa saya pada masa-masa Madrasah Aliyah yang hampir 8 tahun berlalu setelah haflah perpisahan.

Apa hubungannya seorang Helvy Tiana Rosa dan Madrasah Aliyah saya?

Hubungannya sangat dekat walaupun sampai saat ini saya belum mendapat kesempatan berjumpa langsung dengan beliau. Semua karya Helvy Tiana Rosa dengan mudah bisa saya dapatkan di toko buku pesantren dan direkomendasikan oleh para ustadzah untuk dibaca para santriwati dalam mengisi waktu senggang setelah belajar.
Saya masih ingat ketika salah seorang Ustadzah berpesan bahwa membaca novel atau cerpen islami bisa menjadi salah satu cara belajar Islam yang tidak membosankan dan bisa mengasah kemampuan menulis juga.

Saya juga pernah lho merasakan 'demam' novel-novel islami khususnya karangan Helvy Tiana Rosa. Setiap ada kesempatan entah itu di asrama, nunggu antrian mandi, mau tidur, pulang sekolah saya selalu membaca-baca cerpen karya beliau. Pokoknya kalau saya sedang baca tidak boleh diganggu, menghayati sambil senyum-senyum sendiri.
Hal itu bukan tanpa sebab, di mata saya saat itu yang hanya pelajar biasa, Helvy Tiana Rosa selalu menyajikan cerita-cerita 'ringan' namun sarat makna dan nasihat. Nuansa Islami bisa disajikan Helvy Tiana Rosa tanpa kesan membosankan.

Oleh karena itu  saya selalu berhasil jadi pembeli pertama novel karya beliau di asrama walaupun akhirnya novel tersebut harus keliling asrama, alias dipinjamkan sampai tidak kembali atau kembali dalam keadaan usang, tapi itulah serunya tinggal di asrama. 

Nah, demam itu saya rasakan kembali saat ini ketika membaca sebuah berita di salah satu portal media online bahwa salah satu karya Helvy Tiana Rosa yang berjudul ' Ketika Mas Gagah Pergi ' akan segera diangkat ke layar lebar dan membuka kesempatan casting untuk tokoh utamanya.


Yang membuatnya semakin  istimewa karena Helvy Tiana Rosa memilih untuk mencari dana sendiri untuk membiayai film tersebut sampai tayang di layar lebar dengan gerakan budaya yang disebut ' Patungan Bikin Film KMGP '.
Hal itu bukan disebabkan karena tidak ada PH yang bersedia memfilmkan.

 " Banyak yang ingin mengangkatnya ke layar lebar hanya saja belum bertemu dengan idealisme saya dan para pembaca " Tutur Helvy Tiana Rosa.

Yang dimaksud idealisme disini salah satunya adalah pemeran Mas Gagah tidak bisa sembarangan orang melainkan harus memiliki kepribadian sehari-hari yang baik.
Tentu saya tidak mau ketinggalan, harus ikut casting !! Eeeh bukan, maksudnya harus ikut mendukung karya Helvy Tiana Rosa tersebut untuk bisa segera naik ke layar lebar.
Saya pribadi samar-samar mulai mengingat sosok Mas Gagah lagi saat dulu saya membaca cerpennya.

" Selama ini aku sangat bangga pada sosok kakakku yang selalu jadi idola. Ya, Mas Gagah punya segalanya. Mulai dari sosok yang baik hati, tampang ganteng, jago karate, punya sifat humoris bahkan kepintaran Mas Gagah mengantarkannya menjadi salah satu mahasiswa UI. Banyak yang menyukai Mas Gagah dan juga menggandrunginya sebagai sosok yang sempurna. Sampai suatu hari Mas Gagah berangkat ke Madura dan disitulah awal sebuah perubahan drastis pada pribadi Mas Gagah. Satu sisi memang aku akui, Mas Gagah semakin alim, sholat berjama'ah tepat waktu, bicara tentang masalah agama, dan yang paling membuatku jengah adalah Mas Gagah menasihatiku supaya berpenampilan feminim dan menutup aurat. Mas Gagah juga tidak segan menegur Mama untuk memakai kerudung. Wah..wahh kenapa ini Mas Gagahku, dia sudah bukan sosok yang aku kenal. Saat aku mengintip kegiatannya di kamar, Mas Gagah terlihat sedang mengaji atau membaca buku Islami. Sampai akhirnya aku memutuskan mengikuti nasihat Mas Gagah sedikit demi sedikit, mulai belajar menutup aurat dan menjaga sikap. Semua itu aku lakukan karena Mas Gagah tidak pernah lelah menasihati kami sekeluarga untuk segera mungkin mengamalkan ajaran agama Islam. Rasanya aku mulai menikmatinya, sampai suatu hari kami sekeluarga berkumpul menunggu Mas Gagah yang tidak kunjung pulang. Hari semakin larut, tanpa aku sadari itulah hari dimana kami sekeluarga akan mengantar Mas Gagah pergi.."

Cuplikan dari cerpen ' Ketika Mas Gagah Pergi' cukup membuat dada kita berdegup kencang..kemanakah Mas Gagah pergi? Akankah dia kembali setelah kepergiannya?
Jawaban selengkapnya akan kita temukan di Film Drama Religi ' Ketika Mas Gagah Pergi "  yang diangkat dari novellet legendaris karya Helvy Tiana Rosa dengan judul yang sama. Dari hasil casting online, tim produser dan sutradara memiliki 12 kandidat potensial yang tengah menjalani screen test dan pemotretan serta pembekalan pengetahuan dasar keaktoran dari sutradara teater, Zak Sorga.
Banyak pihak yang ikut serta mendukung ' Ketika Mas Gagah Pergi' untuk segera naik ke layar lebar. Dukungan tersebut disampaikan oleh para pembaca buku yang menamakan diri sebagai ' Sahabat Mas Gagah ', dukungan dari ACT ( Aksi Cepat Tanggap ), komunitas kepenulisan terbesar Forum Lingkar Pena dan komunitas One Day One Juz ( ODOJ ).

Bukan tanpa alasan, konsep cerita yang memuat nilai-nilai moral islami yang dibutuhkan untuk membentuk karakter-karakter muslim/muslimah untuk peduli sesama membuat semua kalangan merasa berhak untuk ikut serta mendukung kesuksesan ' Ketika Mas Gagah Pergi' untuk naik layar lebar.



Hal senada disampaikan oleh kami Komunitas Blogger Muslimah yang mendukung ' Ketika Mas Gagah Pergi ' untuk bisa segera menuju Layar lebar. Beberapa alasan kami untuk turut serta mendukung adalah :
  • Sosok Helvy Tiana Rosa yang dikenal sebagai penulis Islami yang mengeluarkan berbagai  karya-karya legendaris dan sarat makna.
  • Alur cerita ' Ketika Mas Gagah Pergi ' sangat sesuai dengan pola pikir anak muda masa kini. Sehingga dengan diangkatnya ' Ketika Mas Gagah Pergi ' ke layar lebar, diharapkan bisa menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan nilai-nilai Islami yang dikemas apik dalam sebuah Film.
  • Karakter Mas Gagah dan Gita sebagai adiknya bisa menjadi sumber inspirasi bagi generasi Muslim/ Muslimah Indonesia.
Perjalanan panjang Novel 'Ketika Mas Gagah Pergi' yang telah melalui proses cetak ulang sebanyak 28 kali dan sekarang akan difilmkan ibaratnya sebuah perjalanan panjang yang berakhir dengan manis. Bagi kami, Mas Gagah memang benar-benar pergi tapi kini kembali membawa semangat dan manfaat bagi kita semua.

Bagi anda yang akan turut serta mendukung ' Mas Gagah', dukungan bisa disampaikan melalui :

1. Bank Mandiri Cabang Margo City Depok 1570087778883 a.n. Lembaga Forum Lingkar Pena
2. BNI Syariah cab Margonda 0259296140 a.n Yayasan Lingkar Pena
3. Bank Mandiri 1640000965592 a.n Aksi Cepat Tanggap
Konfirmasi via sms ke 08121056956 (Risty)
Informasi lebih lanjut klik www.masgagah.com


Semoga kita semua ada dalam lindungan Alloh SWT sehingga semua cita-cita dan dukungan dari berbagai pihak menjadi do'a mulia untuk segera terwujudnya Film ' Ketika Mas Gagah Pergi '. Aamiin



#bloggermuslimah
#gerakanmenujusholehah

0 komentar:

Posting Komentar