Saya suka kuliner tapi tidak suka jajan,hehe. Itu sih ngeles aja kali ya takut dikatain kuper, hihi.
Jujur saya kurang hafal nama-nama jalan atau daerah di Tasikmalaya. Kadang tau nama daerahnya tapi ga tau dimana tempatnya, hadeuh.
Alhamdulillah akhir-akhir ini banyak nganter pesanan ke kota dan juga menghadiri acara di beberapa tempat di kota. Jadi cukup lumayan menambah wawasan nama-nama jalan dan daerah ya minimal jalur protokol kota aja dulu, hihi.
Kalau ke kota saya juga jarang sengaja hunting kuliner, biasanya kalau habis belanja bahan terus makan di kota ya sekedar bonus aja deh, ga wajib dan ga diharuskan. Kalau dulu sewaktu masih suka nganter mamah ke Masjid Agung, pasti pulangnya wajib pake banget mampir ke Rumah Makan Ampera. Ya yang dibeli sih tahu tempe bacem, bisa dibilang makanan biasa di rumah tapi yang ini pakai antrian dan baki.
Semakin lama, bosan juga ya tiap ke kota makan terus disana. Masalahnya bukan bosen menu nya,tapi bosan bayarnya, hadeuuh. Saya sendiri memiliki prinsip irit kalau sengaja beli masakan di luar rumah. Bukan iritology ya, ibaratnya saya membeli seporsi masakan balado. Tentu lebih hemat dibandingkan saya harus ngulek minimal 1/4kg cabe dan lebih praktis karena di rumah hanya saya yang bisa makan pedas.
Sampai suatu hari saya sedang mengantuk di angkot, mendadak hidung mencium sesuatu yang wanginya enak banget. Seperti wangi asap ikan bakar atau ayam bakar gitu. Asapnya terasa lembut membelai hidung, kayanya ini efek kelaperan. Masa asap aja membelai hidung, yang ada jerebuuu (ala upin ipin) kali ya.
Oke, sekitar bulan pertengahan bulan Januari 2015 saya memberanikan diri datang kesana, modal nekat dan modal uang dong tentunya. Secara terlihat dari parkirannya sepertinya ini tempat makan orang borju, hihi. Nanti gimana dong, saya bisa turun celemek kalau keliatan konsumen warteg, halaahh.
Pas masuk saya langsung 'terpukau', ssstt bukan terpukau melihat waiter ganteng ya. Mata saya terpukau melihat semua piring saji yang terhampar isinya makanan favorit saya semua. Mulai dari ulukuteuk leunca, lapis jengkol, terong balado, lotèk banjur, tumis peda, aneka pepes, sambal, lalapan, dll. Hampir saja saya kalap mau ngambil semuanya, hihi. Cuma ya malu sama para waitress yang berjajar mempersilahkan. Mungkin nanti mereka berpikir, ni tamu udah cewe,rakus pula,hihi.
Konsep prasmanan yang diusung oleh Warung Sangu Nini Anteh. |
0 komentar:
Posting Komentar