Bismillah,
I'm back!
Gimana, mudah kan?
Selain warna ungu, kita bisa mengkreasikan dengan bahan pewarna alami lainnya seperti wortel, sawi dan kunyit.
Bahkan dibikin nasi uduk rainbow juga bisa banget, insya Alloh next time coba bikin :-)
Ketika nasi uduknya sudah matang dan dihidangkan, mamah sampai terkagum-kagum dan makan dengan lahapnya** alhamdulillah bikin mamah senang nihh ;-)
Warna ungunya cantik dan dari segi rasa juga tidak mempengaruhi gurihnya nasi uduk.
Gimana sama pamerannya?
Alhamdulillah lancar dan tidak lupa saya membawa kue berbahan ubi juga lho, yaitu Truffle Ubi dan bola-bola ubi goreng.
Berkat pameran tersebut juga saya bisa mengambil pelajaran bahwa hasil pertanian kita khususnya Tasikmalaya masih sangat minim.
Hal itu dibuktikan dengan susahnya mendapatkan bahan baku pangan lokal di pasar tradisional sehingga bukan tidak mungkin diperlukan kesadaran bertani kembali khususnya bagi generasi emak muda seperti saya yang sering pengen enak, harga yang murah tanpa memahami proses bertani yang sebenarnya susah, ;-)
Yuk dicoba bikin, Insya Alloh bisa jadi variasi menu unik yang menggugah selera dan tidak membosankan.
Happy Cooking :-D
I'm back!
" Dalam rangka terus menyelesaikan draft-draft postingan tahun lalu yang banyak terbengkalai, mohon maaf apabila dalam foto yang dicantumkan terdapat watermark tahun lalu bahkan dua tahun sebelumnya" Terlalu memang ya emak satu ini , hehe
Sekitar bulan Oktober tahun 2016, saya mempersiapkan diri untuk mengikuti pameran pangan lokal. Pemberitahuan sudah saya dapatkan jauh-jauh hari, sehingga saya berusaha menampilkan yang terbaik.
Hal yang perlu dicatat, semua bahan yang digunakan wajib berbasis pangan lokal seperti singkong, Ubi jalar, pisang, talas dan jenis pangan lokal lainnya.
Yang lebih " Horor ", saya ditantang membuat kue atau olahan modern tanpa menggunakan tepung terigu, tepung beras ataupun tepung sagu dalam proses pembuatannya.
Sempat mau membantah, tapi apalah daya sebagai warga yang baik hati saya pilih berdamai dengan kenyataan, pasrah aja menerima tantangan tersebut walaupun belum tau kira-kira mau bikin apaan ya, hihii..
Sempat mau membantah, tapi apalah daya sebagai warga yang baik hati saya pilih berdamai dengan kenyataan, pasrah aja menerima tantangan tersebut walaupun belum tau kira-kira mau bikin apaan ya, hihii..
Bahan baku pertama yang terlintas dalam benak saya adalah ubi ungu. Mengapa?
Karena ubi ungu sangat mudah diaplikasikan menjadi berbagai olahan kue. Warna alaminya membuat hasil olahan memiliki daya tarik tersendiri.
Selain itu, ubi ungu menjadi sumber vitamin A, vitamin C, memiliki kandungan beta karoten yang tinggi, serta mengandung zat antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh kita.
Selain itu, ubi ungu menjadi sumber vitamin A, vitamin C, memiliki kandungan beta karoten yang tinggi, serta mengandung zat antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh kita.
Saya pun berniat melakukan trial error dulu menggunakan ubi ungu.
Entah saya yang kurang jeli atau memang pas saya nyari stok ubi ungu di semua kios di pasar tradisional sedang out of stock.
Entah saya yang kurang jeli atau memang pas saya nyari stok ubi ungu di semua kios di pasar tradisional sedang out of stock.
Saya akhirnya menemukan ubi ungu tersebut di salah satu Swalayan.
Sebenarnya saya sudah tau di swalayan tersebut menjual ubi ungu. Harusnya sih tidak perlu pakai acara keliling pasar tradisional sampai keringat bercucuran* lebay banget hihii :-P
Tapi yang perlu pemirsa tau nih, harga ubi ungu di pasar Swalayan hampir 5x lipat harga ubi ungu pasar tradisional. Untuk skala kue cemilan ya jelas pasti mempengaruhi harga jual, bisa di bully nih oleh ibu-ibu pecinta diskon pameran**termasuk saya, hehee
Yang bikin tambah memelas, stok ubi ungunya juga tinggal sebungkus aja dengan isi yang irit banget, 3 biji gitu lho.
Ya sudahlah daripada ga kesampaian trial, saya beli saja ubi ungu tersebut.
Sampai di rumah, ko ya jadi melow. Rasanya sayang banget ini ubi 3 biji kecil seharga 25ribu mau dibikin trial error* itung-itungan nih hihi
Akhirnya ubi ungu tersebut saya simpan dulu, sambil terus menimang-nimang mau trial bikin apa.
Dua hari kemudian, saya hampir melupakan si unyu ubi ungu. Semua kue yang akan menggunakan ubi ungu juga dicoret sementara dari daftar menu :-(
Nah, gimana dong nasib ubi ungunya. Mau dikukus gitu aja sayang ya, dibuang apalagi sayaaang banget, dilema.
Sampai esok harinya ketika mau memasak nasi uduk untuk sarapan, saya teringat ubi ungu tersebut dan mendadak kepikiran kalo nasi uduknya warna ungu kayanya bagus.
Sampai esok harinya ketika mau memasak nasi uduk untuk sarapan, saya teringat ubi ungu tersebut dan mendadak kepikiran kalo nasi uduknya warna ungu kayanya bagus.
Anti-anti mainstream gimana gitu ya secara kebanyakan nasi yang memakai warna alami itu kalo ngga merah wortel atau hijau sawi.
Penasaran kan gimana bikinnya?
Nasi Uduk Ungu
Oleh Mariam
Oleh Mariam
Bahan - Bahan:
- 250 gram beras, cuci bersih. Tiriskan.
- 150 ml santan kental
- 100 gram ubi ungu, kukus sampai matang
- 100 ml air matang
- 1 sdm garam
- 2 lembar daun salam
- 2 lembar daun jeruk
- 2 batang sereh,geprek
Berikut step by step cara memasaknya :
- 250 gram beras, cuci bersih. Tiriskan.
- 150 ml santan kental
- 100 gram ubi ungu, kukus sampai matang
- 100 ml air matang
- 1 sdm garam
- 2 lembar daun salam
- 2 lembar daun jeruk
- 2 batang sereh,geprek
Berikut step by step cara memasaknya :
Sudah dicuci bisa ditiriskan beberapa saat ya:-) |
Cakep kan warna ungu nya? |
Sebelum diblender usahakan suhu ubi ungu kukusnya sudah mulai hangat. |
Kalo suka boleh ditambah daun pandan |
Aduk terus sampai semua larutan santan dan ubi ungu terserap habis. |
Tuh unyu banget kan? |
Setelah matang penampakan ya seperti ini ya. Warna ungunya sedikit memutar tapi tetap cantik ko, alami juga :-) |
Selain warna ungu, kita bisa mengkreasikan dengan bahan pewarna alami lainnya seperti wortel, sawi dan kunyit.
Bahkan dibikin nasi uduk rainbow juga bisa banget, insya Alloh next time coba bikin :-)
Asli lezat sekali, apalagi kalau ditambah sambal terasi atau sambal jenis lainnya ya:-D |
Warna ungunya cantik dan dari segi rasa juga tidak mempengaruhi gurihnya nasi uduk.
Gimana sama pamerannya?
Alhamdulillah lancar dan tidak lupa saya membawa kue berbahan ubi juga lho, yaitu Truffle Ubi dan bola-bola ubi goreng.
Berkat pameran tersebut juga saya bisa mengambil pelajaran bahwa hasil pertanian kita khususnya Tasikmalaya masih sangat minim.
Hal itu dibuktikan dengan susahnya mendapatkan bahan baku pangan lokal di pasar tradisional sehingga bukan tidak mungkin diperlukan kesadaran bertani kembali khususnya bagi generasi emak muda seperti saya yang sering pengen enak, harga yang murah tanpa memahami proses bertani yang sebenarnya susah, ;-)
Yuk dicoba bikin, Insya Alloh bisa jadi variasi menu unik yang menggugah selera dan tidak membosankan.
Happy Cooking :-D